Bulimia



#30harimenulis_16
Bulimia

Hari ini saya akan membahas tentang bulimia, kelainan cara makan. Hampir sama dengan anoreksia yaitu penyebabnya kurang lebih karena faktor psikologis yang terobsesi dengan tubuh ideal dan cara pandang yang salah tentang berat badan. Namun terdapat beberapa perbedaan antara anoreksia dengan bulimia.  

Bulimia Nervosa adalah kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus. Bulimia merupakan keadaan dimana seorang pasien makan secara berlebihan secara berulang-ulang (binge) dan kemudian kembali mengeluarkannya. Mengeluarkan makanan yang dimakan ini bisa melalui muntah yang biasanya diinduksi dengan obat pencahar, selain itu juga dengan mengeluarkannya lewat kencing dengan menggunakan obat diuretik (Wikipedia).

Penderita bulimia biasanya memiliki ciri badan yang sama seperti orang pada umumnya bahkan ada juga yang sudah memiliki tubuh ideal. Namun karena pola pikir mereka yang menyimpang dan terobsesi untuk kurus maka walau badan mereka sudah ideal, mereka akan berpikir bahwa badan mereka masih kurang cukup ideal. 

Sama halnya dengan anoreksia, penyebab bulimia belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab terjadi bulimia, yaitu;
1.   Psikologis, dimana seseorang merasa rendah diri, depresi, stress, perfeksionisme, gangguan stres pascatrauma (PTSD), serta gangguan obsesif komplusif (OCD)
2.    Usia, biasanya menyerang remaja hingga dewasa
3.    Jenis kelamin, biasanya bulimia dialami oleh wanita
4.   Genetika, jika memiliki anggota keluarga yang mengidap bulimia maka resikonya lebih tinggi untuk mengalami bulimia
5.   Lingkungan, remaja atau orang dewasa terutama wanita biasanya selalu berusaha    terlihat ideal didepan teman-teman maupun pasangannya
6.    Profesi, sebagai contoh seorang model yang harus memiliki tubuh yang langsing dan ideal dengan menjaga ketat berat badan mereka.

Gejala dari bulimia dapat diketahui, diantaranya;
1.     Makan secara berlebihan
2.  Selalu memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan secara paksa dengan cara apapun
3.    Olahraga yang berlebihan
4.    Diet ketat
5.    Enggan makan di tempat umum
6.    Selalu pergi ke kamar mandi setelah makan untuk memuntahkan makanan
7.    Meminum obat pencahar atau obat penurun berat badan

Jika sudah terkena penyakit bulimia maka secepatnya untuk segera ditangani dokter. Dokter akan menanyakan mengenai pola makan, karena makan berlebihan sebenarnya biasa saja dialami oleh semua orang. Jadi harus dipastikan apakah makan berlebihan ini karena bulimia atau bukan. Tes darah, urin, rontgen, dan tes psikologis akan dilakukan untuk mementukan apakah itu bulimia atau bukan.

Bulimia sangat berbahaya jika tidak segera ditangani karena dapat merusak organ tubuh. Beberapa efek dari pembersihan ektrim organ karena bulimia diantaranya;
1.     Pembengkakan kelenjar ludah di pipi sehingga pipi terlihat besar
2.    Pengikisan email gigi akibat bulimia sering muntah dan mengeluarkan asam lambung
3.    Kadar kalium yang rendah
4.    Gigi menjadi sensitif akan panas dan dingin
5.    Ketidakseimbangan cairan lambung
6.    Disfungsi organ pencernaan

Selain itu, akibat dari bulimia ini dapat mengakibatkan masalah sosial dimana penderitanya akan bersifat impulsive, merasa stress dan depresi serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.

Untuk mengobatinya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi psikis dengan psikiater dan dengan obat-obatan. Terapi psikis dilakukan untuk merubah cara pandang dan perilaku menyimpang. Sedangkan dengan obat-obatan biasanya digunakan obat anti-depresi untuk mengendalikan bulimia karena bulimia akan kambuh jika obat dihentikan.

Bagaimana cara kita untuk mencegah terjadinya bulimia? Salah satunya adalah dengan memberikan penjelasan mengenai pola pikir apa itu tubuh ideal. Jangan sampai anak-anak kita terobsesi menjadi seseorang yang langsing atau ideal sehingga menyebabkan potensi terjadinya bulimia. Selain itu dilakukan pendekatan dengan memberikan motivasi mengenai cara hidup sehat dan menjauhkan dari komentar-komentar negatif mengenai fisik sepeti kamu kurus, kamu gemuk, rambut kamu kasar, dan lainnya. Ajari anak-anak sedini mungkin untuk menghargai dan mensyukuri tubuh mereka, bahkan setiap orang berbeda dan berbeda itu tidak ada salahnya. Menjaga pola hidup sehat dan yang terpenting menjaga pola pikir mereka agar tidak menyimpang.

Sumber;

Komentar