#30harimenulis_20
Autoimun
Hari ini saya akan membahas
tentang penyakit autoimun. Penyakit yang kadang tidak kita sadari sedang kita
derita. Kenapa saya mengambil bahasan ini? Karena hari ini saya mendapatkan
kabar duka dari salah seorang teman saya yang meninggal karena penyakit ini. Penyakit
yang tidak disadari perlahan-lahan menyerang tubuh dan berakibat fatal yaitu
kematian.
Penyakit autoimun adalah gangguan
kekebalan tubuh dimana sistem imun yang seharusnya menyerang organisme asing
dalam tubuh malah menyerang jaringan/sel tubuh sendiri. Sistem kekebalan tubuh
adalah kumpulan sel-sel khusus dan zat kimia yang berperan melawan agen
penyakit seperti bakteri dan virus serta membersihkan sel tubuh yang menyimpang
seperti pada kanker.
Penyakit autoimun terbagi menjadi
dua, yaitu organ spesifik dan non-organ spesifik.
Ø Organ spesifik
berarti hanya organ tertentu yang akan diserang. Khas organ spesifik dengan
pembentukan antibodi khas organ seperti thiroiditis dengan auto-antibodi
terhadap tiroid, diabetes melitus dengan auto-antibodi terhadap pankreas.
Ø Non-organ
spesifik adalah sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih
luas.
Penyakit autoimun dapat berdampak
pada seluruh tubuh. Penyakit ini sering juga disebut dengan penyakit seribu
wajah karena memiliki gejala yang berbeda-beda, namun ada juga gejala yang
serupa. Diantara gejalanya yaitu;
1. Nyeri sendi,
nyeri bagian lutut, pergelangan tangan, punggung tangan hingga buku jari. Nyeri
terjadi pada kedua sisi kiri dan kanan. Nyeri disertai pembengkakan dan atau
kekakuan sendi sehingga menjadi sulit bergerak.
2. Nyeri disekujur
tubuh seperti tertusuk-tusuk
3. Fatigue, rasa lelah yang
berlebihan seperti habis berlari jauh
4. Demam ringan,
suhu terasa hangat namun masih pada batas normal 37°C
5. Kerontokan
rambut
6. Sering sariawan
7. Brain fog, dimana otak
sewaktu-waktu seperti terhalang kabut sehingga untuk sesaat kehilangan memori,
fokus, dan konsentrasi
Penyakit autoimun diantaranya;
1. Diabetes Melitus (Tipe I) – mempengaruhi pankreas.
Gejala termasuk haus, sering buang air kecil, berat badan turun dan lebih
rentan terhadap infeksi.
2. Penyakit Graves
– mempengaruhi kelenjar tiroid. Gejala termasuk penurunan berat badan, detak
jantung meningkat, kecemasan dan diare.
3. Penyakit radang usus – termasuk ulcerative colitis dan mungkin, penyakit Crohn. Gejalanya meliputi
diare dan sakit perut.
4. Multiple sclerosis – mempengaruhi sistem saraf.
Tergantung pada bagian mana dari sistem saraf yang dipengaruhi, gejala dapat
termasuk mati rasa, kelumpuhan dan gangguan penglihatan.
5. Psoriasis – mempengaruhi kulit. Fitur termasuk pengembangan,
sisik kulit memerah tebal.
6. Rheumatoid
arthritis atau Rematik – mempengaruhi sendi.
Gejala termasuk sendi bengkak dan sakit. Mata, paru-paru dan jantung juga dapat
terlibat.
7. Scleroderma – mempengaruhi kulit dan struktur lainnya,
menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Yaitu penebalan kulit, borok kulit dan
sendi kaku.
8. Sistemik lupus eritematosus atau SLE (Penyakit Lupus)
– mempengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang sistem organ tubuh. Gejala
termasuk peradangan sendi, demam, penurunan berat badan dan ruam wajah yang
khas.
Penyebab dari
penyakit autoimun belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor
risiko yang dapat menyebabkan penyakit ini, diantaranya;
1. Genetika
atau faktor keturunan keluarga
2. Lingkungan,
gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat
3. Jenis kelamin,
perempuan lebih rentan terhadap penyakit ini
4. Hormon,
hormon estrogen dan progesteron, terdapat asumsi autoimun terkait dengan
perubahan hormon seperti saat hamil, melahirkan, dan menopause
5. Usia,
usia produktif lebih rentan terkena autoimun karena berhubungan dengan
perubahan hormon
6. Infeksi,
beberapa penyakit dipicu oleh infeksi tertentu
7. Obat-obatan,
obat tertentu dapat menginduksi penyakit autoimun.
Bagaimana cara mendiagnosa
penyakit autoimun? Autoimun dapat didiagnosa dengan pemeriksaan darah dan
radang yang diduga sebagai tanda penyakit autoimun. Ada banyak jenis
auto-antibodi sehingga pemeriksaan lebih lanjut harus dikonsultasikan dengan
dokter sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium. Jika positif terkena
autoimun, maka pemeriksaan lanjutan dilakukan sesuai dengan penyakit autoimun
yang diderita.
Penyakit autoimun pada umumnya
tidak dapat disembuhkan namun gejalanya sebagian besar dapat dicegah dengan
pengobatan.
1.
Obat
anti-inflamasi, untuk mengurangi peradangan dan nyeri
2.
Kortikosteroid,
untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem imun
3.
Obat
imunosupresan, untuk menghambat aktivitas sistem kekebalan tubuh
4.
Terapi fisik, untuk
mendorong mobilitas
5.
Terapi sulih, misalnya,
suntikan insulin dalam kasus diabetes melitus.
6. Operasi, misalnya, untuk mengobati penyumbatan usus
pada kasus penyakit Crohn
Sumber;
Komentar
Posting Komentar